Seilla mempunyai sahabat setia. Namanya Verkia. Dia sangat sayang kepada sahabatnya itu. Verkia pun sangat sayang kepada Seilla yang cantik dan pintar itu.
Seilla menunggu Verkia di depan pos satpam. "Huh, sudah lima belas menit aku menunggu. Tapi, mana Verkia?" keluh Seilla sambil terus melihat jam di tangan kirinya itu. Tiba-tiba muncul sesosok perempuan cantik dari mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan Seilla yang dari tadi menunggu Verkia. Itu Verkia, perempuan yang sedari tadi ditunggu oleh Seilla. Seilla terlihat bersorak. "Hai," sapanya ramah kepada sahabatnya itu. Sahabatnya hanya tersenyum tipis. "Kau terlihat pucat kenapa?" tanya Seilla khawatir pada sahabatnya itu. Verkia menggeleng "Aku tidak apa-apa, Seilla," jawabnya dengan suara yang kecil dan lembut.
Ada apa dengan Verkia? Biasanya dia ceria saat bertemu sahabatnya, Seilla. Tapi hari ini dia sanagt berbeda dengan Verkia yang Seilla kenal.
Seilla yang terlihat begitu penasaran dan khawatir, terus memperhatikan Verkia saat pelajaran berlangsung. Dia terlihat gelisah. "Verkia ada apa denganmu? Ceritakan saja padaku," mohonnya. Tapi Verkia tetap tidak memberi tahu. saat di kantin, wajah Verkia terlihat makin pucat pasi. Ah..., Ada apa dengan anak yang selalu ceria ini?
Seilla menuntun Verkia ke tempat duduk. "Aku ingin jus mangga saja. KAmu mau pesan apa, Verkia?" tanya Seilla. Glek... Tiba-tiba Verkia jatuh pingsan di pangkuan Seilla. "Verkia.. Verkia.. Bangunlah... Tolong..!! Tolong..!!" jerit Seilla yang terus berusaha membangunkan sahabatnya itu. Teman-teman sudah mengerubuni kedua anak itu. "Ada apa, Seilla?" tanya mereka. Seilla tidak menjawab karena makin khawatir Verkia yang tergeletak pingsan di pangkuannya itu. Ms. Veli (guru mereka) datang dengan langkah yang cepat dari ruang guru. Setelah mendekati kerubungan itu, ms Veli menjerit kaget." Seilla, ada apa dengan Verkia?" jeritnya. "Ms. tolong telpon ambulan. Verkia jatuh pingsan," jawabnya.
Ambulan datang dengan sirinenya itu. Verkia digotong masuk ke dalam ambulan. Seilla dan ms.Veli menemani Verkia di dalam Ambulan. Seilla menelepon orang tua Verkia dengan cepat. Orang tua Verkia sudah ada di rumah sakit terlebih dahulu. Mereka terlihat khawatir.
Setelah menunggu satu jam. Dokter keluar dari ruang operasi dengan wajah pucat sekali. "Maafkan kami, anak anda tidak bisa terselamatkan," katanya.
Seilla dan orang tua Verkia terlonjak kaget. Seilla menangis dan menjerit.
"VERKIA............... KENAPA ENGKAU TIGGALKAN AKU......... HIKS... HIKS... HIKS.." jeritnya terus. Tapi itu sudah terlambat, Verkia sudah tidak ada untuk selamanya......
Hasna Zahra N
Seilla menunggu Verkia di depan pos satpam. "Huh, sudah lima belas menit aku menunggu. Tapi, mana Verkia?" keluh Seilla sambil terus melihat jam di tangan kirinya itu. Tiba-tiba muncul sesosok perempuan cantik dari mobil berwarna putih yang berhenti tepat di depan Seilla yang dari tadi menunggu Verkia. Itu Verkia, perempuan yang sedari tadi ditunggu oleh Seilla. Seilla terlihat bersorak. "Hai," sapanya ramah kepada sahabatnya itu. Sahabatnya hanya tersenyum tipis. "Kau terlihat pucat kenapa?" tanya Seilla khawatir pada sahabatnya itu. Verkia menggeleng "Aku tidak apa-apa, Seilla," jawabnya dengan suara yang kecil dan lembut.
Ada apa dengan Verkia? Biasanya dia ceria saat bertemu sahabatnya, Seilla. Tapi hari ini dia sanagt berbeda dengan Verkia yang Seilla kenal.
Seilla yang terlihat begitu penasaran dan khawatir, terus memperhatikan Verkia saat pelajaran berlangsung. Dia terlihat gelisah. "Verkia ada apa denganmu? Ceritakan saja padaku," mohonnya. Tapi Verkia tetap tidak memberi tahu. saat di kantin, wajah Verkia terlihat makin pucat pasi. Ah..., Ada apa dengan anak yang selalu ceria ini?
Seilla menuntun Verkia ke tempat duduk. "Aku ingin jus mangga saja. KAmu mau pesan apa, Verkia?" tanya Seilla. Glek... Tiba-tiba Verkia jatuh pingsan di pangkuan Seilla. "Verkia.. Verkia.. Bangunlah... Tolong..!! Tolong..!!" jerit Seilla yang terus berusaha membangunkan sahabatnya itu. Teman-teman sudah mengerubuni kedua anak itu. "Ada apa, Seilla?" tanya mereka. Seilla tidak menjawab karena makin khawatir Verkia yang tergeletak pingsan di pangkuannya itu. Ms. Veli (guru mereka) datang dengan langkah yang cepat dari ruang guru. Setelah mendekati kerubungan itu, ms Veli menjerit kaget." Seilla, ada apa dengan Verkia?" jeritnya. "Ms. tolong telpon ambulan. Verkia jatuh pingsan," jawabnya.
Ambulan datang dengan sirinenya itu. Verkia digotong masuk ke dalam ambulan. Seilla dan ms.Veli menemani Verkia di dalam Ambulan. Seilla menelepon orang tua Verkia dengan cepat. Orang tua Verkia sudah ada di rumah sakit terlebih dahulu. Mereka terlihat khawatir.
Setelah menunggu satu jam. Dokter keluar dari ruang operasi dengan wajah pucat sekali. "Maafkan kami, anak anda tidak bisa terselamatkan," katanya.
Seilla dan orang tua Verkia terlonjak kaget. Seilla menangis dan menjerit.
"VERKIA............... KENAPA ENGKAU TIGGALKAN AKU......... HIKS... HIKS... HIKS.." jeritnya terus. Tapi itu sudah terlambat, Verkia sudah tidak ada untuk selamanya......
Hasna Zahra N
Comments
Post a Comment